;

Pilwali Surabaya Golput Tertinggi


Pesta demokrasi di Kota Surabaya tahun ini dinilai berkualitas amat rendah. Pasalnya, berdasar hitung cepat Lembaga Survei Indonesia (LSI) tingkat Golput atau voter's turn out (VTO) dalam ajang Pilwali Surabaya mencapai 58,69 persen.

Angka golput ini tergolong lebih tinggi dibanding pelaksanaan Pemilihan tahun 2005 yang tercatat sebanyak 48 persen dan Pemilu 2009 tercatat 48,37 persen atau sekitar 1.023.649 suara.

“VTO masyarakat Surabaya terhadap Pemilihan sangat memprihatinkan. Rata-rata VTO di kota-kota besar di kisaran 50 sampai 51 persen tapi di Surabaya tembus 58,69 persen. Ini rekor golput tertinggi di seluruh Indonesia.
Sampling random dengan metode acak yang dilaksanakan LSI terhadap 350 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 4.898 TPS yang tersedia di Pilwali 2010 menyisihkan jumlah pemilih golput warga Surabaya saat pemungutan suara masih tergolong tinggi. “Kalau dihitung hingga pukul 15.00 wib, berdasar data sampling random yang masuk 99,14 dari 350 TPS, terlihat minat warga Surabaya untuk tidak menyalurkan hak suaranya di Pilwali masih relatif tinggi.

Tingginya angka golput ini sudah diprediksi sejak awal. Apalagi KPU Kota Surabaya memutuskan tidak menyediakan TPS khusus di rumah tahanan maupun rumah sakit di Surabaya. Buntutnya, ribuan pasien dan penghuni rutan Medaeng kehilangan hak pilihnya.

Tingginya angka golput juga lantaran masyarakat sudah pesimistis dengan pemimpin yang dinilai tak bisa mengubah nasib Surabaya. Apalagi saat coblosan tepat hari aktif kerja yang sebagian perusahaan swasta masih buka dan beraktivitas seperti biasa. Meski sudah diberikan kebijakan menggunakan hak pilih, aktivitas perkantoran cukup menyita perhatian dan menjadi salah satu faktor masyarakat tidak menggunakan hak pilihnya.






0 komentar:

Posting Komentar